Wednesday 9 May 2012

Katon Bagaskara, Kla Project dan Cerutu

Sejak usia muda, musik sudah menjadi pilihan hidup Katon Bagaskara. Dan hal tersebut dibuktikan Katon hingga di usianya yang hampir setengah abad. Saat ini selain sibuk dengan Kla Project, Katon juga rajin mepromosikan proyek solonya, plus bisnis cerutu!
 Lantas, apakah yang berubah dari seorang Katon Bagaskara setelah hampir 20 tahun berkarir di dunia musik? Sepintas memang tidak ada. Katon dengan wajah tampannya masih terlihat seperti dulu. Kemampuannya bernyanyi dan bermain musik juga tak berkurang.

Lagu-lagunya pun masih dikenang antaranya Negeri di Awan dan Dinda di Mana. Katon sendiri mengakui bahwa saat ini napasnya udah ngos-ngosan jika membawakan sebuah lagu. Namun ia selalu menjaga stamina. Dan anak-anaknya sudah beranjak remaja. Demikianlah kondisi ayah dari Chika, Radya dan Mario itu.

Bicara soal hobi, Katon ternyata mempunyai kegemaran yang tak banyak diketahui orang, yakni mengisap cerutu. Bagi suami artis Ira Wibowo ini, cerutu memiliki filosofi tersendiri yang tidak bisa disamakan dengan rokok biasa. Menurutnya, cerutu adalah prestise yang sudah menjadi gaya hidup di belahan dunia manapun. Dari hobi inilah Katon kemudian tertarik terjun ke bisnis cerutu atau akrab disebut dengan "gulungan tembakau" itu.

Tak ada cerutu yang buruk dalam pandangan Katon. Cerutu Indonesia pun bisa sama saja dengan cerutu Havana-Kuba. Bagi para penggila cerutu, harga atau asal negara cerutu tersebut bukan pilihan nomor satu. Justru yang dituju penggila cerutu adalah bagaimana cerutu yang dihisap bisa terasa nikmat dan membuat rileks. Alasan ini pula yang membuat Katon percaya bahwa cerutu Indonesia tidak kalah dengan cerutu dari manca negara. Untuk itu, Katon mengaku terjun sendiri ke lapangan guna melakukan riset, mencari bahan dan meracik cerutu sendiri.

Meski disibukkan dengan berbagai urusan, terutama perannya sebagai kepala keluarga, Katon tetap menomorsatukan musik sebagai bagian hidupnya. Tak sampai saat ini Katon masih membuat lagu. Panggilan show buat Kla yang dibentuk bersama Lilo dan Adi juga masih berdatangan. Sama halnya dengan undangan buat dirinya sebagai penyanyi solo.

Sebagai penyanyi, Katon tak memungkiri jika dia masih mendapatkan surat dari penggemarnya yang tersebar ke seluruh Tanah Air. Untuk itu, ia mencoba mengharga para penggemarnya itu dengan membalas surat-surat tersebut sebisa mungkin. Karena bentuknya surat, Katon sering meminta bantuan asistennya untuk memposkan surat-surat tersebut.Memang menurut pengakuannya ia masih sering menerima surat sampai saat ini.

Tribute to Kla Project

Membicarakan Katon, rasanya kurang pas bila tidak dikaitkan dengan band yang membesarkan namanya, Kla Project. Sempat membubarkan diri, di tahun 2008 Kla Project yang dimotori Katon, Lilo dan Adi kembali bergabung. Lagu-lagu band ini yang kuat pada lirik dan puitis, membuat Kla Project terlalu sayang untuk dilupakan atau dihilangkan dari ingatan penggemarnya. Jaman boleh berubah, musik terus berkembang, tapi Kla Project dan musiknya adalah denyut dengan warna tegas yang tak boleh mati.

Kla pun tidak ingin terlindas jaman dan hanya bernapas dari kenangan. Makanya, beberapa waktu lalu menelurkan sebuah album yang diberi nama " Tribute to Kla Project". Ini bukan sembarang album. Di album ini, 10 artis / band besar didaulat untuk menyanyikan kembali hits Kla Project. Misalnya RAN (Tentang Kita), The Upstairs (Lantai Dansa), Ungu (Yogyakarta), Vidi Aldiano (Semoga), Ahmad Dhani (Terpurukku di Sini), dan Kerispatih (Menjemput Impian).

Inilah cara menjembatani antar generasi. Sebuah album yang sangat apresiatif dan luar biasa.


No comments:

Post a Comment

Cari DUnia GEMbira di Blog Ini